Sabtu, 29 Desember 2012

SAR dan ESAR bag. 2

EXPLORER SEARCH AND RESCUE

Teknik – Teknik Pencarian
Walaupun perencanaan pencarian yang spesifik akan bervariasi, tergantung kepada situasi, strategi yang umum telah dikembangkan. Dimana strategi ini dapat diterapkan untuk hampir pada seluruh situasi di alam bebas.

Kesemuanya ini berkisar antara 5 mode, sebagai berikut :
1.Preliminary Mode; Mengumpulkan informasi-informasi awal, sejak dari mulai tim-tim pencari diminta bantuan tenaganya, sampai kedatangannya di lokasi, formasi dari perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan, dan sebagainya.
2.Confinement Mode; Memantapkan garis batas untuk mengurung orang yang hilang agar berada didalam area pencarian (search area).
3.Detection Mode; Pemeriksaan ditempat-tempat yang dicurigai, bila dirasa perlu. Dan pencarian dengan cara menyapu (sweep searches), diperhitungkan untuk menemukan orang yang hilang atau barang-barangnya yang tercecer.
4.Tracking Mode; Mengikuti jejak-jejak (jejak kaki, tebasan, rintisan, singkapan tumbuhan, dan lain-lain) atau barang-barang yang tercecer, yang ditinggalkan oleh orang yang hilang berdasarkan data yang dimiliki.
5.Evacuation Mode; Memberikan perawatan kepada korban dan membawanya dengan tandu apabila dibutuhkan.
Dari kelima mode itu, anggota Explorer Search And Rescue (ESAR) Team, umumnya akan banyak terlibat pada Confinement, Detection, dan Evacuation.


PRELIMINARY MODE
Pada Preliminary Mode, Operastion Leader (OL) dari ESAR akan bertugas sebagai penghubung dengan badan yang bertanggung jawab (Polisi, Badan SAR Nasional, dan lain-lain) dan bertanggung jawab bersama kelompok SAR yang lain untuk merumuskan perencanaan pencarian. Anggota tim umumnya tidak terlibat dalam masalah ini. Sejauh itu juga, ESAR Team tidak dilibatkan di dalam Tracking Mode.
Tracking Mode biasanya menggunakan :
- Anjing pelacak
- Manusia yang terlatih menyandi jejak.

CONFINEMENT MODE
Sasaran :
Pemikiran yang melatarbelakangi Confinement Mode adalah sederhana, yaitu menjebak orang yang hilang di dalam satu area yang kita ketahui batas-batasnya, sampai :
1. Area itu dapat disapu (dilakukan pencarian) dengan batas-batas nyata.
2. Orang yang hilang itu akan bergerak keluar area pencarian dan (dalam proses) dapat tertangkap atau ditemukan oleh tim pencari.
Waktu :
Di permulaan tahap awal dari operasi pencarian.
Di dalam praktek, Confinement mungkin jarang digunakan, tetapi untuk daerah pencarian yang luas, terutama daerah yang tidak memiliki tanda-tanda alam yang jelas, tindakan ini akan sangat berharga dan suatu kerja yang ada dasarnya.
Kecenderungan yang umum terjadi adalah mengirimkan tim pencari untuk melakukan pencarian ke area pencarian, yang diduga didatangi oleh orang yang hilang. Akan tetapi bila OL salah menduga dan tim pencari serta subyek bergerak lebih jauh, konsekuensinya search area (area pencarian) yang memungkinkan akan bertambah luas.
Kerja awal untuk dapat mencapai Confinement adalah memagari kemungkinan gerak pencarian yang padat yang mungkin diperlukan, ada kemungkinan bila areal pencarian menjadi terlalu luas.
Metoda :
1.Trail Block; Tim kecil dikirim untuk memblokir jalan setapak yang keluar dan masuk ke search area. Mereka mencatat nama-nama dan data-data dari setiap orang yang meninggalkan search area dan memberi tahu yang akan masuk ke search area tentang orang yang hilang. Setidak-tidaknya satu orang tetap berjaga sepanjang waktu dan dapat memperhitungkan bahwa tidak seorang pun dapat lewat tanpa diketahui. Trail Block harus tetap diawasi sepanjang waktu sampai diperintahkan beralih ke metoda lain.
2.Road Block; Pada dasarnya sama dengan Trail Block. Kadang tenaga suka rela atau penggemar jeep diminta bantuannya untuk berfungsi disini, sebagaimana juga sebagai tim pencari di jalan-jalan setapak. Apabila search area diputuskan tertutup bagi orang yang bukan tim pencari, seseorang (sebaiknya petugas hukum) sebaiknya ditempatkan di Road Block.
3.Look Outs; Sering ada tempat-tempat di sekitar batas search area yang memberikan batas pandangan yang luas ke dalam lembah-lembah di sebelahnya, sungai-sungai, dan sebagainya. Di tempat lain mungkin ada sebentuk cerobong-cerobong alam (tunnel) yang menyebabkan orang yang hilang (subyek) untuk memilih jalan itu. Sebuah tim kecil ditempatkan pada posisi-posisi itu, dapat mengawasi daerah-daerah di sekitarnya dengan teropong-teropong, dan ada kemungkinan dapat mendeteksi orang yang hilang bila ia bergerak lewat disana. Beberapa bentuk peralatan (asap, bunyi-bunyian, lampu, bendera, dan lain-lain) dapat digunakan untuk menarik perhatian subyek. Variasi lain bergerak memeriksa beberapa lokasi lain dan obyek-obyek mencurigakan yang berada di dalam jarak pandang pengamat. Semua metoda ini diperhitungkan untuk tetap menjaga agar subyek tidak dapat meninggalkan search area tanpa terdeteksi.
4.Camp - In; Camp-In dapat saja berbentuk Look Outs, Trail Block, Radio Relay (radio penghubung), atau situasi lain, dimana satu tim kecil menempati lokasi-lokasi tertentu. Lokasi Camp-In merupakan lokasi yang mempunyai batas pandang yang cukup luas, pertemuan dari jalan setapak-jalan setapak, pertemuan cabang-cabang sungai, dan lain-lain. Tanda – tanda yang dapat menarik perhatian orang yang hilang, yang menunjukan arah menuju ke pos-pos tertentu dapat dipergunakan. Ditekankan kepada tim kecil yang memiliki kemampuan cukup untuk menempati lokasi yang diketahui dan memeriksa daerah sekitarnya, sampai diminta untuk melakukan hal lain.
5.Track Traps; Sebenarnya, track traps hampir mirip dengan metoda camp-in. tetapi, pada lokasi track traps tidak ditempatkan personil. Yang harus diperhatikan dalam melakukan metoda ini adalah lokasi track traps diperkirakan akan dilalui oleh subyek yang sedang dicari. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan jalur jalan yang berlumpur (becek) sehingga bila ada orang yang lewat di daerah tersebut, dapat terlihat jejak-jejaknya. Pemeriksaan lokasi track traps ini dilakukan secara berkala untuk melihat jejak. Hal yang penting untuk dipahami oleh tim pencari adalah untuk tidak merusak tepi sungai yang berpasir, daerah berlumpur pada jalan setapak, dan lain-lain, yang memungkinkan terjadinya jejak-jejak yang lebih jelas di atasnya. Akan tetapi, kalau hal ini tidak bisa dihindari, usahakan agar tim tracker (pencari jejak) dapat membedakan jejak-jejak yang sudah lama dengan yang baru.
6.String Lines; Metoda-metoda seperti Look Outs, Camp-In, Track Traps, akan efektif bila dilakukan pada daerah terbuka dengan luas pandang yang baik. Untuk daerah yang berpohon dan bersemak lebat, Tagged String Lines (bentangan tali yang bertanda) akan lebih efektif untuk kepentingan/tujuan yang sama dengan metoda lain di atas.

Pentingnya Cepat Tanggap
Reaksi yang cepat untuk pencarian anak-anak yang hilang dan orang-orang yang memiliki kesulitan kondisi kesehatan, telah lama disetujui.
Bagaimanpun baru pada saat ini, konsep ‘cepat tanggap’ harus diberlakukan kepada setiap situasi orang yang hilang, dipergunakan.
Sering dianggap seorang pemburu atau “hiker’ , bila diberi waktu sehari atau dua hari akan menemukan jalannya kembali, seandainya saja ia tersesat. Suatu kebetulan bahwa hal ini sering terjadi. Namun yang harus dipertimbangkan adalah bahwa makin berpengalaman seseorang, makin tinggi daya jelajahnya, serta semakin berani keputusan yang akan diambilnya. Dari kenyataan
ini akan terdapat kemungkinan bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi sehingga orang tersebut tidak dapat kembali sesuai dengan jadwal yang direncanakannya. Misalnya saja orang tersebut mengalami cedera karena terjatuh. Atau karena orang tersebut menjelajah lebih jauh dari yang direncanakannya, karena ada sesuatu yang menimbulkan daya tariknya.
Bagaimanapun, bila mereka bergerak dengan arah yang tidak menuju ke jalan keluar, gerak pencarian hampir tidak mungkin dilaksanakan, karena luas search area yang dicurigai semakin bertambah luas.
Semakain kecil area, maka makin mudah dipagari atau dilakukan penyapuan.
Hubungan antara jarak tempuh dari titik akhir orang yang hilang dengan ukuran luas search area terlihat dari gambar berikut.
•Panjang jalan yang ditempuh dari titik awal (tempat subyek terakhir terlihat) = 1 mil. Maka luas areal penyapuan akan menjadi 3,1 mil persegi.
•Panjang jalan yang ditempuh dari titik awal = 2 mil; Luas areal penyapuan = 12,6 mil persegi.
•Panjang jalan yang ditempuh = 3 mil; Luas areal penyapuan = 28,3 mil persegi..
•Panjang jalan yang ditempuh = 4 mil; Luas areal penyapuan = 50,3 persegi.
Bila orang yang hilang mempunyai waktu untuk bergerak sejauh 10 mil, maka search area akan menjadi seluas 314 mil persegi. Mungkin akan dibutuhkan sekitar 50 orang pencari untuk menyapu daerah seluas 1 mil persegi, dengan waktu sehari penuh (8 jam kerja). Bahkan untuk daerah tertentu mungkin membutuhkan sekitar 300 orang pencari untuk daerah yang sama luasnya. Dapat dibayangkan, betapa sulit dan sangat memakan waktu melakukan pencarian di daerah seluas itu.
Karena search area sebaiknya tetap dijaga agar tidak semakin meluas. Diperlukan adanya tindakan yang cepat tanggap untuk memungkinkan hal tersebut.

Kesulitan pencarian terus bertambah sampai subyek tidak mampu bergerak lagi. Setelah itu, dalam beberapa saat akan bertambah, untuk seterusnya bergerak mendatar.
Ketika subyek tidak bergerak lagi, ia mungkin masih bisa berteriak atau dalam bentuk lain menjawab kepada para pencari. Bila ia menjadi tidak sadar, dan akhirnya meninggal, ia akan mencapai situasi untuk dapat ditemukan, tetapi kesulitan pencarian tidak bertambah.
Confinement dan Detection akan menjadi lebih mudah dilakukan, apabila luas search area kecil.
Tanggapan yang cepat terhadap situasi pencarian adalah kritis. Untuk itu perlu segera dilaksanakan Confinement dan Detection terhadap :

• Jalan-jalan
• Jalan setapak
• Sungai atau parit
• Bangunan atau gubuk-gubuk
• Daerah-daerah yang sulit
• Daerah punggungan gunung
• Dan lain-lain yang berada di daerah pencarian
Pencarian dengan cepat ini dilakukan oleh tim-tim kecil, beranggotakan 3 sampai 6 orang. Tim-tim ini mampu bergerak capat dan sistematis untuk melihat jejak-jejak yang mungkin ditinggalkan subyek. Ada kalanya tim harus bergerak melebar (misalnya bila bergerak di punggungan yang lebar), tetapi pada umumnya tidak.
Adalah bijaksana untuk berhenti dengan suatu interval tertentu, untuk melihat kesekitar area, memanggil orang yang hilang, dan menunggu apakah ada jawaban.
Pemimpin tim tetap harus melaporkan kepada OL tentang kemajuan dari tim : menemukan barang yang tercecer, jalan-jalan, jalan setapak, bangunan, yang tak terpetakan. Posko akan mencatat penemuan itu dan lokasinya.
Apabila OL memerintahkan membawa barang itu, sebuah marker ditempatkan pada lokasi itu, untuk memungkinkan pencari-pencari lain atau petugas Polisi untuk menemukan posisi itu, bila dibutuhkan pada saat terakhir.

DETECTION

Pengantar
Detection adalah suatu tindakan atas dasar pertimbangan kemungkinan menemukan orang yang hilang atau barang-barang yang tercecer yang ditinggalkan oleh orang yang hilang. Pada keadaan inilah, tenaga ESAR sangat dibutuhkan.

METODA
Metoda Detection ini telah dikelompokan dalam tiga kategori, yaitu :
1. Tipe I Search
Pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukan terhadap area yang dianggap paling memungkinkan. (Penamaan lain adalah Reconnaissance atau Hasty Searchhing / pencarian terburu-buru).
Sasaran :
1. Suatu pemeriksaan segera atas area spesifik yang sangat memungkinkan.
2. Memperoleh informasi tentang search area
Waktu :
1. Pada tahap awal operasi
2. Setiap saat untuk memeriksa area yang tidak diyakini tersapu atau untuk melakukan pemeriksaan ulang tempat-tempat yang sangat memungkinkan.
Metoda :
Sebuah tim kecil yang mampu bergerak cepat dikirimkan untuk memeriksa.

2.Tipe II Search
Kriterianya adalah efisiensi, pemeriksaan yang cepat dan sistematis atas area yang luas dengan metoda penyapuan, yang akan menghasilkan hasil tertinggi dari setiap pencari setiap jam kerjanya (Dinamakan juga Open Grid).
Sasaran :
Pencarian yang cepat atas area yang luas.
Waktu :
1. Pada tahap awal operasi pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang hilang itu untuk bertahan hidup sangatlah pendek.
2. Pada situasi dimana search area luas, tidak ada area-area khusus yang dapat diidentifikasi,dan bila kekurangan tenaga untuk bisa meliput seluruh area.
Metoda :
Pencarian menyapu dengan jarak yang lebar di antara tim pencari. Walaupun ini tidak secermat seperti bila jarak antara pencari lebih sempit, cara ini lebih efisien (menghasilkan pencapaian yang lebih besar dari kemampuan kerja pencari per jam dari waktu pencarian).
Jumlah anggota tim bervariasi antara 3 sampai 7 orang. Jarak penyapuan yang lebar dapat dilaksanakan sempurna oleh tim yang terdiri dari 3 orang dengan sudut kompas sejajar.

Bila jumlah anggota tim lebih dari 5 orang, akan lebih bijaksana untuk memiliki Pemimpin Tim yang bergerak bolak-balik selebar areal penyapuan.
Tugasnya adalah untuk:
1. Memperhatikan apakah pemegang kompas ( Compass man) dapat menjaga sudut kompas yang sejajar.
2. Mengatasi hal-hal yang muncul mendadak.
3. Memeriksa penemuan-penemuan.

Apabila seseorang anggota tim menemukan sesuatu atau mendapat kesulitan dalam menembus kerimbunan hutan, ia harus berteriak HALT atau STOP (berhenti). Pemimpin Tim atau Team Leader akan memeriksa apa yang menjadi alasan untuk berhenti dan akan memberi perintah untuk bergerak kembali bila setiap anggota timnya sudah siap. Adalah merupakan prinsip umum gerak berjajar ini, bahwa setiap anggota tim boleh berteriak HALT, tetapi hanya Team Leader yang boleh memerintahkan tim untuk bergerak kembali.
Seperti juga pada tipe I Search, tim harus secara periodik berhenti dan memanggil orang yang hilang itu. Ini harus diikuti dengan seluruh anggota tim tidak bersuara, agar dapat mendengar apabila ada suara jawaban.
Perhatian :
Bila kita mendengar jawaban, periksa melalui radio komunikasi, apakah ada tim lain disekitar kita dan apakah mereka mendengar kita memanggil. Sering terjadi, dua tim saling mengejar karena menyangka mereka telah bertemu dengan yang dicari.
Yang juga penting adalah setiap anggota tim untuk melihat ke belakang, ke muka, atau ke samping, karena akan menambah kesempatan untuk menemukan obyek.

Pada umumnya Tipe II Search digunakan untuk memeriksa sungai-sungai/parit. Di daerah yang berhutan lebat, sungai-sungai kecil merupakan jalan yang lebih mudah ditembus oleh obyek dibandingkan dengan belukar di sekitarnya.

Sering kali beberapa tim diminta untuk melakukan penyapuan sejajar. Ada cara umum tetap menjaga regu-regu itu dari saling tumpang tindih satu sama lain atau tidak bisa lagi menjaga jarak di antara mereka. Pertama adalah menggunakan kompas dan kedua dengan menggunakan pita-pita sebagai kisi-kisi.


Metoda ini bergantung pada ketepatan penggunaan kompas, bagaimanapun bila panjang dari setiap penyapuan tidak besar, cara ini akan lebih cepat dan praktis.

Dengan meletakkan pita-pita pada batang pohon, dahan atau semak-semak dan sebagainya, orang yang paling pinggir menandai garis jalannya. Orang yang paling pinggir dari tim berikutnya dapat mengikuti pita-pita itu, dengan demikian tetap menjaga atau memelihara jarak dan tidak saling tumpang tindih dalam penyapuan dari tim.
Umumnya pita-pita itu akan diambil oleh tim berikutnya untuk digunakan lagi kemudian.
Area yang tersapu secara efektif tertandai, yaitu area di belakang tim dan di antara dua garis pita.

3. Tipe III Search
Kriterianya adalah Kecermatan,pencarian dengan sistematika yang ketat atas area yang lebih kecil, menggunakan metoda penyapuan yang cermat (dinamakan Close Grid).
Sasaran :
Pencarian yang cermat atas area yang spesifik.
Waktu :
1. Bila metoda Tipe II telah dicoba tapi ‘Probability Of Detection (POD)’ ternyata lebih rendah dari yang diinginkan. (POD adalah besarnya kemungkinan obyek akan ditemukan bila ia berada di search area).
2. Bila search area terbatas dan tenaga kerja yang tersedia mencukupi.
3. Pencarian yang memberikan bukti-bukti yang sangat pasti.
Metoda :
Pencari menyapu dengan jarak penyapuan yang kecil. Hal yang ingin dicapai adalah kecermatan. Jumlah anggota tim terdiri dari 3 sampai 9 orang.

Sikap Mental Selama Pencarian :
Suatu kesalahan umum dari seorang para pemula adalah bahwa dengan bergerak sejajar, secara otomatis area akan terliput dengan cermat.
Padahal sering dengan jarak penyapuan yang sempit, sesuatu akan terlewati bila pencari tidak mengamati dengan sepenuh perhatiannya. Dengan demikian, akan menjadi penting untuk mengembangkan kebiasaan melihat secara agresif ke sekeliling selama pencarian.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan pikiran ‘kita berusaha menemukan orang yang hilang’ dengan baik. Setiap kita menemukan batang pohon, kita berusaha mencari, adakah sesuatu yang tersembunyi di belakangnya. Atau kita berjalan melewati tempa-tempat yang rimbun selalu ada dugaan bahwa bisa saja bersembunyi disana. Hal seperti ini dapat membuat kita jenuh, tetapi hal ini adalah sesuatu yang penting.
Bila bentuk pencarian ini kita anggap sesuatu yang menarik, maka akan lebih efektif hasilnya. Kesungguhan, perhatian, sikap yang agresif dalam mengawasi merupakan komponen yang berharga bagi kerja yang efektif dan efisien.

Melihat ke Belakang
Tim yang bergerak sejajar, harus juga melihat kesegala arah yang mungkin terjangkau batas pandangnya. Karena ini akan memberikan bentuk pandangan yang sangat berbeda. Hal ini mendukung efektivitas pencarian.

Jarak :
Jarak untuk tipe III Search harus merupakan jarak maksimum di antara setiap pencari, yang memungkinkan mereka dapat melihat hamparan medan antara dirinya dengan pencari yang berada disebelahnya. Karena pencari di sebelahnya juga melihat hamparan medan yang sama dengan sudut pandang yang berlawanan, maka hal ini akan menghasilkan derajat kecermatan yang tinggi.

Membuat Jarak dengan Susunan Bertangga :
Satu variasi dari gerakan berjajar adalah membuat jarak susunan tangga dari anggota tim sehingga setiap anggota tim berada beberapa langkah di belakang orang yang menjadi patokannya. Pemilihan antara bergerak sejajar datar atau susunan tangga agaknya masih bergantung kepada kebiasaan untuk menggunakannya. Belum ada suatu penelitian yang telah bisa menyimpulkan cara bergerak yang mana yang lebih efektif.

Menandai Awal dan Akhir Dari Penyapuan Berjajar

Pada daerah pencarian yang luas sering diperlukan untuk meninggalkan tanda pada titik berangkat dan titik akhir penyapuan. Tanda ini menjelaskan pada bagian mana tim masuk dan meninggalkan lokasi itu, kapan, dan apa bentuk penyapuan yang telah dilakukan. Hal ini memungkinkan tim berikutnya untuk mengetahui dari mana mereka harus mulai bergerak. Tanda – tanda itu juga bisa dipakai untuk pemeriksaan ulang problem deteksi.
Bila 2 tim diharapkan bergerak dengan patokan sejajar selebar 200 kaki, tetapi ternyata tanda-tanda itu ditemukan hanya 150 kaki, sebuah problem telah ditemukan dengan kata lain disebut kegagalan. Juga tim dari Posko dapat memeriksa lokasi dari tanda – tanda tersebut, dengan demikian dapat memetakan daerah penyapuan tim dengan lebih teliti.

Pertama kali pita-pita digunakan untuk menandai titik-titik berangkat dan akhir penyapuan dari tanda-tanda. Tetapi pita-pita dapat membingungkan. Tidak lebih dari satu jam, dalam satu area penyapuan terdapat banyak sekali pita, sehingga tidak lagi artinya sebagai suatu tanda khusus. Tanda-tanda yang bertuliskan dapat dibaca dan dimengerti setiap saat.
Pita-pita :
Aturan yang baik adalah mengatur jarak pita sedemikian rupa sehingga dari satu pita kita sudah dapat melihat pita berikutnya. Hal ini dapat mengurangi waktu yang seharusnya terpakai bila tim harus berhenti untuk mencari pita berikutnya.

Daerah Pencarian Yang Berskala Besar
ESAR harus betul-betul menyadari tugasnya agar dapat bekerja sama dengan banyak pencari-pencari lain dari unit pencari. Metoda umum untuk menggarap operasi pencarian yang besar adalah memberi nama setiap unit ESAR dan melakukan pencarian di suatu paket dari Search Area.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar